Sekilas tentang Integrasi Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) ke dalam Pembelajaran Matematika

   

   Teori kecerdasan majemuk yang dirumuskan Gardner, seorang profesor bidang pendidikan di Universitas Harvard ,telah banyak membantu perubahan dalam sistem pembelajaran di sekolah-sekolah. Berawal dari penelitian  Gardner tentang penerapannya ke dalam pembelajaran di sekolah-sekolah di Amerika Serikat, teori ini mulai banyak diterapkan di berbagai negara termasuk Indonesia dengan kontekstualitas berbeda-beda menurut negara masing-masing (Suparno, 2004:45).
Pembelajaran sendiri merupakan suatu upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar  program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal (Suherman, dkk, 2001:8). Berdasarkan teori kecerdasan majemuk, untuk melaksanakan proses belajar agar tumbuh secara optimal, guru harus memperhatikan potensi yang dimiliki siswa, termasuk kecerdasan. Guru perlu menyadari bahwa kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing siswa adalah beragam. Oleh karena itu, guru perlu mengelola pembelajaran dengan memperhatikan  keberagaman kecerdasan tersebut. Dengan cara ini, guru dapat memunculkan dan mengakui bakat khusus masing-masing siswa sehingga siswa merasa difasilitasi untuk mengembangkan kecerdasannya masing-masing.
Gardner (2003:292) mengungkapkan bahwa topik apa pun yang kaya, dan bergizi atau konsep apa pun yang berharga untuk diajarkan, dapat didekati paling sedikit dalam lima cara berbeda yang secara kasar memetakan kecerdasan majemuk. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Bellanca, dkk (1997:vi) bahwa meskipun topik yang diajarkan merupakan bidang studi tunggal (single discipline) seperti geometri, dengan menggunakan teori kecerdasan majemuk, guru dapat mengajar dengan menggunakan kecerdasan yang berbeda-beda secara bersamaan. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat melibatkan sebanyak mungkin kecerdasan, yang dikemukakan Gardner.
Untuk dapat melibatkan kecerdasan majemuk dalam pembelajaran perlu dikembangkan strategi pengajaran yang sesuai dengan masing-masing kecerdasan. Berikut ini adalah penjelasan tentang strategi pengajaran pada masing-masing kecerdasan.
1)   Kecerdasan verbal/linguistik (verbal/linguistic intelligence),
Kecerdasan ini dapat dilibatkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bercerita (story telling), curah pendapat (brainstorming), membuat jurnal tentang materi yang dipelajari, atau menerbitkan majalah dinding (Armstrong, 2009:73-76). Dalam pembelajaran matematika, kecerdasan linguistik dapat dilibatkan dengan cara mendorong siswa bekerja kelompok dan mengkomunikasikan ide matematika mereka dan meminta siswa untuk menyatakan jawaban mereka dalam bentuk verbal.
2)    Kecerdasan visual/spasial (visual/spatial intelligence),
Kecerdasan ini dapat dilibatkan dengan visualisasi materi, membuat sketsa untuk sebuah ide, gambar, simbol grafik, menggunakan pola kewarnaan pada spidol papan tulis dan buku catatan siswa dan mengadakan eksperimen laboratorium (Suparno, 2004:91, Armstrong, 2009:79-82). Dalam pembelajaran matematika kecerdasan ini dapat dilibatkan dengan mengajak siswa untuk membuat peta konsep tentang materi, melukis bangun-bangun geometri, membuat representasi    berupa grafik atau gambar atas sebuah persoalan, dan sebagainya.
3)   Kecerdasan logis-matematis (logical-mathematical intelligence),
Kecerdasan ini dapat dilibatkan dengan cara mendorong siswa untuk berhitung, membuat klasifikasi dan kategorisasi, membuat pemikiran ilmiah dengan proses ilmiah, berfikir kritis dan membuat analogi (Armstrong, 2009:76-79). Dalam pembelajaran matematika, cara-cara ini memang telah digunakan, tetapi untuk dapat melibatkan kecerdasan ini secara terencana, guru perlu mendesain pembelajaran dengan mengajarkan langkah-langkah berpikir ilmiah dan alur pemecahan masalah yang benar kepada siswa.
4)   Kecerdasan musik (musical intelligence),
Kecerdasan ini dapat dilibatkan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi dengan musik. Siswa juga dapat mengungkapkan materi dalam bentuk suara (Suparno, 2004:91). Sebagai contoh, konsep atau rumus matematika dapat diubah menjadi lirik-lirik lagu untuk kemudian dinyanyikan bersama di dalam kelas.
5)   Kecerdasan tubuh/kinestetik (bodily/kinesthetic intelligence),
Untuk melibatkan kecerdasan ini, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan sebuah gagasan dalam bentuk ekspresi gerak tubuh seperti mendramatisir, membuat teater, dan hands-on thinking. Dalam pembelajaran matematika, strategi pengajaran dengan menggunakan hands-on thinking dapat digunakan untuk melakukan aktivitas penemuan konsep ataupun pengembangan keterampilan matematika seperti menemukan jaring-jaring kubus dan pendekatan phi dalam topik lingkaran.
6)   Kecerdasan interpersonal (interpersonalintelligence),
Untuk melibatkan kecerdasan ini, siswa dapat didorong untuk melakukan diskusi berpasangan (peer sharing), membuat kelompok kooperatif, melakukan simulasi kelompok, dan permainan bersama (Armstrong, 2009:88-90). Dalam pembelajaran matematika, contoh pelibatan kecerdasan ini adalah dengan mendorong siswa untuk mengkomunikasikan ide tentang suatu masalah matematika di dalam kelompok kooperatif dengan memperhatikan keaktifan masing-masing anggota kelompok sehingga pemecahan masalah tidak dikuasai oleh beberapa anggota kelompok saja sedangkan yang lain pasif.
7)   Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence),
Kecerdasan ini dapat dilibatkan ke dalam pembelajaran dengan cara memberikan waktu kepada siswa untuk refleksi sejenak atas pemahaman mereka sebelum mengikuti pembelajaran subbab selanjutnya. Pada akhir pelajaran siswa diminta untuk memikirkan apa yang mereka peroleh selama mengikuti pelajaran (Suparno, 2004:92). Dalam pembelajaran matematika pun demikian. Guru dapat meminta siswa untuk menuliskan kembali apa yang mereka pahami dan kegunaan apa yang bisa diperoleh dari topik matematika yang telah dipelajari.
8)   Kecerdasan naturalis (naturalist intelligence),
Kecerdaan ini dapat dilibatkan dengan mengajak siswa untuk melihat apakah topik yang dipelajari berkaitan dengan lingkungan hidup mereka atau dengan alam tempat mereka hidup (Suparno, 2004:92). Untuk mempelajari topik matematika seperti pengukuran dan bangun-bangun geometri, siswa dapat diminta untuk mencari benda-benda alam yang berkaitan dengan bentuk geometri tertentu seperti lingkaran, kubus, prisma, dan bola kemudian mendiskusikan pengukurannya.
9)   Kecerdasan eksistensial (existential intelligence).
Kecerdasan ini dapat dilibatkan dengan mengajak siswa untuk mempertanyakan soal keberadaannya dan alam semesta. Dalam pembelajaran matematika, beberapa konsep seperti bilangan nol dan tak hingga, bilangan yang sangat besar dan sangat kecil, bilangan irasional, bilangan imajiner, dan probabilitas dapat didiskusikan tidak hanya pada konsep matematikanya saja tetapi dapat dihubungkan dengan keberadaan diri, tuhan dan alam semesta (Armstrong, 2009:187)
References:
Armstrong, Thomas. 2009. Multiple Intelligences in The Classroom. Third  Edition. Virginia USA: ASCD.
Bailey, et al. 2006. Mathematics Application and Concepts Course 1. Columbus: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Bellanca, James. 2011. 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif untuk Melibatkan Kecerdasan Siswa. Edisi Kedua. Terjemahan oleh Siti Mahyuni. Jakarta: Indeks.
Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Gardner, Howard. 2003. Multiple Intelligence : Kecerdasan Majemuk, Teori dan Praktek. Batam: Interaksara.
Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Tertarik dengan pembelajaran yang melibatkan kecerdasan majemuk?

Ketahui lebih lanjut dalam Ebook karya Thomas Armstrong: Multiple Intelligences in The Classroom. Klik di sini

About Bang Qohar

I'm Wachid. I'm Indonesian. I'm interested in educating children, especially in mathematics learning. I believe that mathematics could be well built to children for better life. I graduated from Mathematics Education of State University of Surabaya. I am studying Mathematics Education for my magister degree focusing on Realistics Mathematics Education.

Posted on October 22, 2012, in Math Articles, Multiple Intelligences. Bookmark the permalink. 8 Comments.

  1. bukunya sangat membantu TRIMAKASIH ^_^

  2. sama-sama,..
    semoga bermanfaat,,
    terima kasih atas kunjungannya,, 🙂

  3. makasih bangko 😀

  4. Mas, maaf mau nanya file yg pakai djvu tdk bisa sy buka, caranya gimana ya mas? oh ya apa ada file nya Bellanca, James. yg ttg MI and assessment nya? klo ada apa bs sy minta? misalnya dalam bentuk buku apa ada? klo beli? Makasih mohon konfirmasinya ya.

  1. Pingback: Sekilas tentang Integrasi Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) ke dalam Pembelajaran Matematika | widyautamainternasional

Leave a reply to ss Cancel reply